OBSESI SEORANG AYAH

OBSESI SEORANG AYAH
Bisakah seorang anak tumbuh tanpa disiplin?

"Putriku
Karena  papamu menyayangimu sepenuh hati
Maka papamu ingin kamu menjadi seorang anak yg pintar dan cerdas
Menjadi wanita yang sukses dan menaklukkan dunia masa depanmu"

Gambar : Sebuah painting imajinasi oleh SVNS

Putriku,
Di usiamu yang beberapa hari lagi menginjak 7 tahun
Engkau menjadi anak, dg potret diri yang cengeng dan lemah
Semua keinginan harus dipenuhi, dengan jaminan tangismu

Aktifitasmu seminggu penuh tanpa jeda
Mulai dari sekolah, berlatih balet,bahasa Inggris dan bahasa Perancis
Kadang nonton cinema, belanja dan makan di resto
Hari- harimu di sekolah, dan berada di rumah yang tidak besar
Kamarmu yang juga tempat tidur,  bermain, tempat makan dan tempat belajar.

Keseharianmu ditemani nenek buyut, 4 generasi berbeda
Ada gap cara pandang dan parenting yang menganga lebar
Mamimu belum selesai dg dirinya, wanita dg obsesi kecantikan diri tinggi
Papamu, lelaki tua dg obsesi muluk, tanpa kehadiran penuh
Sebuah parenting ideal, tentu bukan?.
Entahlah, pasti akan membentuk kepribadianmu kelak

Saat ini ada rasa ragu, ada rasa tidak percaya
Kamu  seperti tumbuh tanpa arah kuat dan tanpa DISIPLIN
Kapan waktu makan,waktu mandi dan waktu tidur tidak pasti
Bangun pagi apalagi, kadang juga tidak tahu waktu
Mungkinkah asa dan harapan papamu tercapai?

Entahlah..dan karena itulah keprihatinan ini kutulis.
Walau masih terus dan tetap berharap untuk masa depanmu

Surabaya, 5 September 2025


Gambar : Imajinasi seorang anak putri,by SVNS

Membaca kekhawatiranku, aku jadi ingat sebuah tulisan, Imannuel Kant, dalam Uber Pedagogik, yg mengatakan bahwa : "Seseorang hanya dapat menjadi seorang pria ( wanita) melalui pendidikan. Ia tidak lebih dari apa yg dibentuk oleh pendidikan." Dan karena itu pendidikan seharusnya MENDISIPLINKAN  manusia dan menjadikannya berbudaya dan bermoral.
Saat ini banyak orang tua, dalam melakukan parenting bingung dalam sebuah dilema pilihan, mendidik  anak dg lebih longgar agar anak lebih kreatif dan memiliki kebebasan, atau dg cara yg lebih ketat dan lebih disiplin. Immanuel Kant, memberikan pandangannya bahwa anak yg tidak pernah dilatih disiplin sejak dini dimasa anak- anak, akan tumbuh tanpa kendali. Dia mengibaratkan sebuah tanaman yg tidak pernah dipangkas akan tumbuh liar. Pendapatnya bahwa mendidik anak tanpa disiplin akan menciptakan manusia yg tidak mampu mengendalikan dirinya saat menjadi dewasa.

Dalam kehidupan sehari- hari,seorang anak yg disiplin bangun pagi dengan mengikuti rutinitas sederhana akan lebih tahan menghadapi tekanan, dibandingkan dg anak yg terbiasa menunda kegiatan yg seharusnya dilakukan, karena tidak ada aturan tegas dan tidak ada yang mengawasinya. Kebiasaan ini akan dibawa hingga ia menjadi dewasa dg pribadi yg suka menunda tanggung jawab.
Menurut Kant, menerapkan disiplin bukanlah sekedar bentuk hukuman, tetapi jalan untuk membentuk manusia yg bertanggug jawab dan memiliki kebebasan.

DISIPLIN dan pengajaran masa kecil, menurut Kant :

1.Disiplin sebagai dasar kebebasan
Menurutnya, anak yg tidak dilatih disiplin akan diperbudak oleh nafsunya sendiri. Kebebasan sejati lahir dari kemampuan melatih dalam menahan diri. Anak yg dididik mengatur waktu belajar dan bermain akan lebih mampu menentukan arah kehidupannya sendiri,bila dibandingkan anak yg dibiarkan bebas tanpa batasan. Anak yg memiliki jam tidur lebih  teratur akan terhindar dari kecanduan gadget sampai larut malam,disiplin akan melatih kemampuan dalam membuat pilihan yg lebih baik dan bijak. Menurut Kant, kebebasan tanpa disiplin hanyal ilusi dan anak diperbudak oleh keinginannya sendiri. Dan anak yg disilin akan tumbuh menjadi manusia yg tahu mengatur dirinya sendiri,bukan dikendalikan oleh nafsu dan keadaan.

2. Latihan menahan diri sejak dini.
Seorang anak harus belajar menahan diri dari dorongan pikiran impulsif atau yg bersifat seketika, karena jika semua keinginannya dipenuhi ,anak akan tumbuh menjadi pribadi yg lemah dalam menghadapi kesulitan hidup. Menurutnya dg latihan sederhana yaitu menunggu giliran berbicara atau saat diberikan hadiah tidak harus langsung dibuka. Seorang anak yg selalu mendapatkan kemudahan akan menemukan kesulitan dan putus asa saat menghadapi kesulitan.  Anak yg dilatih bersabar sejak kecil cenderung lbh kuat bertahan dalam menghadapi tekanan sosial, tdk seperti anak yg dibiarkan marah- marah karena tidak sabar, yg akan tumbuh menjadi anak yg tidak tahan terhadap kritik, bahkan akan lari dari tanggung jawab. Pola pengajaran dan pembiasaan sederhana ini menunjukkan betapa  pentingnya menahan diri dan disiplin dalam menjadikan seorang yg memiliki moral dan kebijaksanaan dalam perilaku.

3. Memberikan hukuman sebagai koreksi,bukan balas dendam atau luapan emosi orang tua.
Saat orangtua memberikan hukuman kepada anak, bukanlah melampiaskan emosi, tetapi untuk menunjukkan bahwa tindakan anak memiliki konsekuensi,sehingga  hukuman harus proporsional,adil dan mendidik. Pemberian hukuman harus bersifat mendidik, dan harus diingat bukan melukai hati anak.
Saat anak yg kedapatan berbohong, tidak boleh dihukum dg dipukul atau diperolok dan dihina, dimaksudkan agar anak memperbaiki kesalahannya dan ditanamkan berpikir logis sebab akibat. Jangan mendidik dg terlalu keras sehingga menjadikan anak  ketakutan & trauma, namun sebaliknya jangan terlalu lunak sehingga anak memiliki pemahaman bahwa  kesalahan idak memiliki konsekuensi apapun.

4. Pendidikan moran melalui disiplin.
Disiplin merupakan pintu gerbang menuju moralitas. Seorang anak yg tidak terbiasa dg penanaman disiplin akan tumbuh menjadi anak yg tidak bisa memahami konsep kewajiban. Ia akan menjadi anak yg  hanya mengejar kesenangan semata tanpa mempertimbangkan dampak perbuatannya pada orang lain. Menurut Kant, Moral yg baik tumbuh dari kebiasaan, pengendalian diri yg dilatihkan sejak dini. Melatih hal- hal kecil, seperti menunggu giliran, tidak menyela orang berbicara adalah sebuah penanaman bhw hidup bersama orang lain menuntut peraturan dan disiplin. Pembelajaran anak, tidak hanya melalui teori semata tetapi  melalui pelatihan nyata, juga contoh perilaku orang tuanya.

5. Disiplin membangun karakter otonom.
Didiplin bukanlah kepatuhan buta melainkan otonom dg pilihan tanggung jawab. Seorang anak harus belajar disiplin aturan utk kebaikan dirinya, bukan karrna diperintah orang tua atau guru. Dan karena itu anak harus diberikan ruang dialog bukan sekedar perintah buta, agar dipahami oleh anak. Ketika harus belajar atau sekolah hrs dijelaskan tujuannya untuk masa depannya, sehingga dia lebih bertanggungjawab, bukan sekedar terpaksa, tetapi ada alasan moral dibalik aturan dan disiplin yg diterapkan.

6. Disiplin sebagai perlindungan dari rasa malas.
Anak yg tidak biasa dalam disiplin akan mudah terjebak pada kemalasan atau kebiasaan menunda dan tidak mau bekerja keras.  Melalui rutinitas keseharian dan disiplin anak akan belajar bhw semua dicapai melalui usaha keras, yg merupakan bagian etos  & semangat kehidupan. Seorang anak yg terbiasa membaca buku,walau hanya beberapa lembar akan memiliki daya tahan belajar saat ujian datang, dari pada hanya belajar me dadak dg kebut semalam. Konsisten belajar akan menumbuhkan mitos kerja keras  lebih berharap dari pada sporadis dan serampangan.

7. Disiplin merupakan keseimbangan antara kasih sayang dan ketegasan.
Disiplin tidak boleh dipisahkan dari kasih sayang,karena anak yg hanya diberikan ketegasan tanpa cinta kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yg kaku. Sementara anak yg hanya menerima kasih sayang dan cinta tanpa diberikan aturan &  disiplin akan menjadi anak yg manja dan lemah.  Anak yg diberikan pendidikan seimbang,  diperlakukan dg kasih sayang, didengarkan apa maunya  dan sementara diterapkan disiplin peraturan  dalam berbagai konsekuensinya akan tumbuh menjadi anak yg menghargai orang tua. Ada komunikasi timbal balik antara orangtua dan anak, tidak hanya dilepas bebas tetapi juga tidak hanya dilarang saja tanpa diberikan alasan rasional dan logis.

Demikianlah, semoga putriku, bisa tumbuh menjadi anak yg baik, memiliki moral dan pengetahuan yg bijak karena diberikan parenting orang tua yg baik dan pendidikan yg berkualitas dari sekolahnya.

Tulisan ini sengaja saya refleksikan, dari sebuah keprihatinan dan kekhawatiran seorang ayah, saat putrinya mau merayakan ulang tahun yg ke 7  tahun.
Putriku, terbanglah tinggi diantara bintang raihlah impianmu


Surabaya, 5-6 September 2025
Philosophia- Suyitno ( jalantolwisata.blogspot.com)

Disclamer : Tulisan ini mengabadikan semata untuk kepentingan pribadi/ keluarga dan tidak mewakili kepentingan organisasi apapun. Penyebutan produk,  pihak tertentu, atau siapapun yg berafiliasi dg satu hal didalamnya, semata hanya krn merupakan bagian aktifitas yg tdk terpisahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BARONGSAI DI MANDALA 2

MUSEUM JALAN TOL

KALAU JAUH GAK BISA, PENDEKPUN JADI