TAWANGMANGU & SARANGAN
TAWANGMANGU & SARANGAN
Sophia merasakan udara dingin & segarnya Gunung Lawu
Seperti sebuah syair lagu anak- anak, ciptaan Ibu Sud ( Saridjah Niung) :
Naik, naik ke puncak gunung
Tinggi, tinggi sekali
.............
Kiri, kanan, kulihat saja
Banyak pohon cemara
Mengikuti syair diatas, tulisan ini adalah cerita perjalanan wisata Sophia ke lokasi wisata di Tawangmangu dan Telaga Sarangan yg berada di sebuah perbukitan yg berada di Gunung Lawu. Semoga momen ke gunung ini memberikan pengalaman menarik dan indah bagi Sophia dan sekaligus memperkuat ikatan keluarganya.
Gambar : Sophia bersama maminya di kebun Straberry, Tlogo Dringo, Cemorosewu.
Puas memetik buah dari kebun straberry, Sophia melanjutkan perjalanan ke arah Telaga Sarangan. Dan kembali menyusuri jalan berkelok naik turun pegunungan dan kanan kiri terlihat jurang yg dalam, sementara di kejauhan terlihat panorama keindahan pegunungan dan pepohonan hijau. Berkali kali Sophia mengingatkan papanya: " Perlahan pa, jangan ngebut!" karena khawatir melihat jurang dan perbukitan yg curam. Setelah membayar tiket masuk ke wisata Sarangan, mencari parkir mobil juga bukan hal mudah di hari libur paniang ini, walau setelah berputar putar akhirnya dapat juga tempat parkir.
Menuju telaga Sarangan, maminya mengajak naik angkutan umum, karena walau udara dingin tetapi matahari bersinar terik menyengat. Saat tiba di tepi Telaga Sarangan, pengunjung cukup banyak, berjubel, bercampur dengan penjaja kuda tunggangan di sekitar telaga dan rupanya membuat Sophia ketakutan karena suara kuda yg menyeringai dan kelihatan giginya. Sebentar saja menikmati ombak telaga Sarangan dengan suara boat yg mendengung mondar mandir mengantarkan para pengunjung berkeliling telaga. Karena Sophia takut dg kuda,akhirnya harus meninggalkan telaga Sarangan lebih awal dan kembali menuju Madiun untuk mencari makanan khas yatu Pecel Madiun.
Demikian, sedikit cerita rekreasi dan wisata Sophia bersama keluarganya ke Tawangmangu, Cemorosewu dan Telaga Sarangan. Dan sekali lagi, semoga liburan dan perjalanan ini walau singkat, juga akan menjadi warisan memori indah bagi Sophia di masa depannya.
Semoga.
Surabaya, 10 Juni 2025
Philosophia- Suyitno ( jalantolwisata.blogspot.com)
Disclamer : Tulisan ini mengabadikan acara Sophia yg semata untuk kepentingan pribadi/ keluarga dan tidak mewakili kepentingan organisasi apapun. Penyebutan produk, pihak tertentu, atau siapapun yg berafiliasi dg satu hal didalamnya, semata hanya krn merupakan bagian aktifitas yg tdk terpisahkan.
Sophia merasakan udara dingin & segarnya Gunung Lawu
Seperti sebuah syair lagu anak- anak, ciptaan Ibu Sud ( Saridjah Niung) :
Naik, naik ke puncak gunung
Tinggi, tinggi sekali
.............
Kiri, kanan, kulihat saja
Banyak pohon cemara
Mengikuti syair diatas, tulisan ini adalah cerita perjalanan wisata Sophia ke lokasi wisata di Tawangmangu dan Telaga Sarangan yg berada di sebuah perbukitan yg berada di Gunung Lawu. Semoga momen ke gunung ini memberikan pengalaman menarik dan indah bagi Sophia dan sekaligus memperkuat ikatan keluarganya.
Gambar : Sophia di Hotel Hortus Inn, Tawangmangu, Jawa Tengah
Pada Jumat 6 Juni 2025, Sophia bersama papa dan maminya kali ini menuju sebuah tempat wisata diatas perbukitan di gunung Lawu, sebuah gunung berapi yang ternyata masih aktif yang berada diperbatasan antara Kabupaten Karanganyar,Jawa Tengah dengan Magetan dan Ngawi di Jawa Timur. Sumber lain, mengatakan bahwa Gunung Lawu juga memiliki nama lain yaitu Gunung Katong, yg berarti Dewa, rasa hormat, penghormatan dan kekaguman, sedangkan Lawu sendiri memiliki arti tertinggi dan unggul. Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 Mdpl, dan sebagai gunung berapi yg masih aktif, tercatat pernah meletus terakhir pada tahun 28 November 1885, dan salah satu nama puncak gunungnya memiliki keterkaitan dg serat Centhini,yg terkenal. Sophia tidak hendak mendaki ketinggian Gunung Lawu, tetapi ingin menginap dan merasakan kesegaran udara dingin di lereng Gunung Lawu yang lebih dikenal dengan lokasi wisata di Tawangmangu, Cemorosewu ataupun telaga Sarangan yg memang terkenal sejak lama.
Sophia berangkat dari Surabaya jam 09.00 Wib pagi dan seperti biasa melewati jalan tol trans Jawa menuju kearah Sarangan atau Tawangmangu. Rute jalan tol ini harus melalui Gerbang tol Madiun, tentu saja setelah sebelumnya sempat berhenti di rest Area Jalan tol untuk membeli bekal makanan kecil dan minuman. Setelah melewati kota Magetan dan jalanan mulai berkelok menanjak, tampak lanskap atau panorama perbukitan dengan pemohonan hijau dan latar puncak Gunung Lawu yang memang indah. Seperti tidak sabar Sophia menanyakan hotel tempatnya menginap di Tawangmangu. Hari libur panjang kali ini ternyata berdampak pada kesulitan pemesanan hotel atau villa di Tawangmangu, yg sebagian besar telah penuh dipesan, walau pada akhirnya mendapatkan sebuah hotel, yaitu Hotel Hortus Inn, Tawangmangu.
Pada Jumat 6 Juni 2025, Sophia bersama papa dan maminya kali ini menuju sebuah tempat wisata diatas perbukitan di gunung Lawu, sebuah gunung berapi yang ternyata masih aktif yang berada diperbatasan antara Kabupaten Karanganyar,Jawa Tengah dengan Magetan dan Ngawi di Jawa Timur. Sumber lain, mengatakan bahwa Gunung Lawu juga memiliki nama lain yaitu Gunung Katong, yg berarti Dewa, rasa hormat, penghormatan dan kekaguman, sedangkan Lawu sendiri memiliki arti tertinggi dan unggul. Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 Mdpl, dan sebagai gunung berapi yg masih aktif, tercatat pernah meletus terakhir pada tahun 28 November 1885, dan salah satu nama puncak gunungnya memiliki keterkaitan dg serat Centhini,yg terkenal. Sophia tidak hendak mendaki ketinggian Gunung Lawu, tetapi ingin menginap dan merasakan kesegaran udara dingin di lereng Gunung Lawu yang lebih dikenal dengan lokasi wisata di Tawangmangu, Cemorosewu ataupun telaga Sarangan yg memang terkenal sejak lama.
Sophia berangkat dari Surabaya jam 09.00 Wib pagi dan seperti biasa melewati jalan tol trans Jawa menuju kearah Sarangan atau Tawangmangu. Rute jalan tol ini harus melalui Gerbang tol Madiun, tentu saja setelah sebelumnya sempat berhenti di rest Area Jalan tol untuk membeli bekal makanan kecil dan minuman. Setelah melewati kota Magetan dan jalanan mulai berkelok menanjak, tampak lanskap atau panorama perbukitan dengan pemohonan hijau dan latar puncak Gunung Lawu yang memang indah. Seperti tidak sabar Sophia menanyakan hotel tempatnya menginap di Tawangmangu. Hari libur panjang kali ini ternyata berdampak pada kesulitan pemesanan hotel atau villa di Tawangmangu, yg sebagian besar telah penuh dipesan, walau pada akhirnya mendapatkan sebuah hotel, yaitu Hotel Hortus Inn, Tawangmangu.
Gambar : Sophia memetik buah Staberry di Cemorosewu
Sore harinya, Sophia mencoba mencari tempat untuk mencari makanan kecil dan minum di sebuah cafe yang berada diatas perbukitan. Dari lokasi paling atas cafe, Sophia bisa melihat view yg sangat luar bisa berbagai sisi perbukitan atau Gunung Lawu yg mempesona, dengan banyak vila diselingi hutan hijau di lereng gunung. Di ketinggian lokasi cafe, yg terbuka membuat udara dingin bebas menyentuh kulit dan membuat badan bisa menggigil kedinginan bila tanpa mempersiapkan dg pakaian tebal atau jaket. Setelah puas menikmati makanan dan minuman hangat dan kulit mulai tidak tahan udara dinginnya, akhirnya terpaksa harus kembali ke hotel. Setelah mandi dg air panas, sengaja Sophia tidak kemana- mana dan tetap berada di kamar hotel, disamping udara yg semakin dingin di malam hari, juga tidak ada hiburan diatas gunung. Hanya menonton TV di kamar dan tidur.
Setelah sarapan pagi, dan sekalian check out, Sophia melanjutkan perjalanan untuk menikmati ke kebun buah Strawbery yg masih berada di kawasan Cemorosewu. Turun dari mobil, Sophia menuju kebun buah strawbery untuk memetik buah strabery sendiri. Berbekal perlengkapan kotak plastik dengan gunting untuk memetik pohon straberry yg sudah merah dan matang. Sophia harus berjalan di sepanjang sisi pohon strabery yg ditanam memanjang di pematang kebun. Sambil berjalan di pinggir pohon stabery dan memilih buahnya yang sudah memerah, tanda bahwa buahnya telah matang.dan siap diambil dengan menggunting tangkainya. Cukup lama Sophia memutari kebun Starberry dan memetik buah yg sdh matang, akhirnya kotak wadahnya hampir penuh dg buah strabery matang yg dipetiknya. Kemudian buah ditimbang, dengan harga Rp.10.000,- per ons nya.
Sore harinya, Sophia mencoba mencari tempat untuk mencari makanan kecil dan minum di sebuah cafe yang berada diatas perbukitan. Dari lokasi paling atas cafe, Sophia bisa melihat view yg sangat luar bisa berbagai sisi perbukitan atau Gunung Lawu yg mempesona, dengan banyak vila diselingi hutan hijau di lereng gunung. Di ketinggian lokasi cafe, yg terbuka membuat udara dingin bebas menyentuh kulit dan membuat badan bisa menggigil kedinginan bila tanpa mempersiapkan dg pakaian tebal atau jaket. Setelah puas menikmati makanan dan minuman hangat dan kulit mulai tidak tahan udara dinginnya, akhirnya terpaksa harus kembali ke hotel. Setelah mandi dg air panas, sengaja Sophia tidak kemana- mana dan tetap berada di kamar hotel, disamping udara yg semakin dingin di malam hari, juga tidak ada hiburan diatas gunung. Hanya menonton TV di kamar dan tidur.
Setelah sarapan pagi, dan sekalian check out, Sophia melanjutkan perjalanan untuk menikmati ke kebun buah Strawbery yg masih berada di kawasan Cemorosewu. Turun dari mobil, Sophia menuju kebun buah strawbery untuk memetik buah strabery sendiri. Berbekal perlengkapan kotak plastik dengan gunting untuk memetik pohon straberry yg sudah merah dan matang. Sophia harus berjalan di sepanjang sisi pohon strabery yg ditanam memanjang di pematang kebun. Sambil berjalan di pinggir pohon stabery dan memilih buahnya yang sudah memerah, tanda bahwa buahnya telah matang.dan siap diambil dengan menggunting tangkainya. Cukup lama Sophia memutari kebun Starberry dan memetik buah yg sdh matang, akhirnya kotak wadahnya hampir penuh dg buah strabery matang yg dipetiknya. Kemudian buah ditimbang, dengan harga Rp.10.000,- per ons nya.
Gambar : Sophia bersama maminya di kebun Straberry, Tlogo Dringo, Cemorosewu.
Puas memetik buah dari kebun straberry, Sophia melanjutkan perjalanan ke arah Telaga Sarangan. Dan kembali menyusuri jalan berkelok naik turun pegunungan dan kanan kiri terlihat jurang yg dalam, sementara di kejauhan terlihat panorama keindahan pegunungan dan pepohonan hijau. Berkali kali Sophia mengingatkan papanya: " Perlahan pa, jangan ngebut!" karena khawatir melihat jurang dan perbukitan yg curam. Setelah membayar tiket masuk ke wisata Sarangan, mencari parkir mobil juga bukan hal mudah di hari libur paniang ini, walau setelah berputar putar akhirnya dapat juga tempat parkir.
Menuju telaga Sarangan, maminya mengajak naik angkutan umum, karena walau udara dingin tetapi matahari bersinar terik menyengat. Saat tiba di tepi Telaga Sarangan, pengunjung cukup banyak, berjubel, bercampur dengan penjaja kuda tunggangan di sekitar telaga dan rupanya membuat Sophia ketakutan karena suara kuda yg menyeringai dan kelihatan giginya. Sebentar saja menikmati ombak telaga Sarangan dengan suara boat yg mendengung mondar mandir mengantarkan para pengunjung berkeliling telaga. Karena Sophia takut dg kuda,akhirnya harus meninggalkan telaga Sarangan lebih awal dan kembali menuju Madiun untuk mencari makanan khas yatu Pecel Madiun.
Demikian, sedikit cerita rekreasi dan wisata Sophia bersama keluarganya ke Tawangmangu, Cemorosewu dan Telaga Sarangan. Dan sekali lagi, semoga liburan dan perjalanan ini walau singkat, juga akan menjadi warisan memori indah bagi Sophia di masa depannya.
Semoga.
Surabaya, 10 Juni 2025
Philosophia- Suyitno ( jalantolwisata.blogspot.com)
Disclamer : Tulisan ini mengabadikan acara Sophia yg semata untuk kepentingan pribadi/ keluarga dan tidak mewakili kepentingan organisasi apapun. Penyebutan produk, pihak tertentu, atau siapapun yg berafiliasi dg satu hal didalamnya, semata hanya krn merupakan bagian aktifitas yg tdk terpisahkan.
Komentar
Posting Komentar