ISRAEL VS PALESTINA
ISRAEL VS PALESTINA & HAMAS VS FATAH
Mungkinkah berdamai?
Timur tengah yg sekarang menjadi banyak negara, dulunya adalah kesatuan wilayah yg menjadi kekuasaan Kekaisaran (Kesultanan) Ottoman atau Kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah di tahun 1517- 1917 sampai kekalahannya dalam Perang Dunia I dan kemudian Inggris menguasai wilayah Palestina ( termasuk Israel didalamnya) di tahun 1918. Sebelumnya Timur Tengah juga dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur/ Bizantium selama hampir 10 abad, sampai jatuhnya Konstantinopel oleh tentara Islam yg dipimpin oleh Sultan Mehmed II atau Muhamad al- Fatih dari Utsmaniyah.
Mungkinkah berdamai?
Timur tengah yg sekarang menjadi banyak negara, dulunya adalah kesatuan wilayah yg menjadi kekuasaan Kekaisaran (Kesultanan) Ottoman atau Kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah di tahun 1517- 1917 sampai kekalahannya dalam Perang Dunia I dan kemudian Inggris menguasai wilayah Palestina ( termasuk Israel didalamnya) di tahun 1918. Sebelumnya Timur Tengah juga dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur/ Bizantium selama hampir 10 abad, sampai jatuhnya Konstantinopel oleh tentara Islam yg dipimpin oleh Sultan Mehmed II atau Muhamad al- Fatih dari Utsmaniyah.
Kini akar masalah politik & Genosida di Jalur Gaza, tdk hanya antara Hamas Palestina dg Israel tetapi merupakan benang ruwet antara berbagai faksi di Otoritas Palestina yaitu antara Hamas, Fatah dan 14 faksi lainnya yg merupakan lanjutan dari Organisasi Pembebasan Pelestina ( PLO) yg pernah dipimpin oleh Yasser Arafat. Perbedaan mendasar diantara para faksi adalah sikap /pengakuan terhadap Israel, Hamas cenderung penggunaan cara kekerasan militer/ perlawanan bersenjata, sedangkan Fatah dan faksi yg lain, lebih memilih diplomasi & negosiasi dg Israel, sbgi sebuah fakta yg hrs diterima. Dan krn itulah Fatah dan faksi yg lain mendominasi Otoritas Pelestina (PA) dan memerintah di Tepi Barat ( West Bank). Sedangkan Hamas menguasai di Jalur Gaza.
Gambar : Bendera Israel dan Palestina
Konflik internal penguasaan wilayah Pelestina antara Hamas dg Fatah, sbg kelanjutan gerakan Intifada 2 dan mencuat stlh hasil pemilu Palestina th 2006, krn Presiden Mahmoud Abbas & Fatah menolak mengakui kemenangan Hamas dan mulai menguasai secara de facto thd wilayah Jalur Gaza di tahun 2007. Hal ini berakibat Hamas mengusir Pemerintahan Palestina/ Fatah untuk keluar dari Jalur Gaza, perundingan diantara mereka tidak pernah berhasil mendekatkan perbedaan yg sangat mendasar, khususnya sikap & pengakuan thd Israel.
Saat ini Pemerintahan Otoritas Pelestina dan Fatah memperoleh dukungan politik dan bantuan keuangan internasional di Tepi Barat, sedangkan Hamas yg menguasai Jalur Gaza diasingkan bahkan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh banyak negara- negara barat. Rekonsiliasi antara Hamas yg menguasai Gaza dan pemerintah Otoritas Palestina yg dipimpin Fatah dlm membentuk pemerintahan Nasional Palestina th 2014 & 2017 telah beberapa kali gagal akibat perbedaan sikap kedua faksi ini.
Konflik kedua faksi besar Palestina, Hamas dengan Fatah semakin bertambah besar apalagi setelah Hamas menyerang Israel pd Oktober 2023 lalu, yg menyebabkan Israel melakukan pembalasan dan pengeboman tanpa henti thd Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Dan Presiden Mahmoud Abbas mengatakan bhw Hamas ikut bertanggung jawab terhadap Genosida di Jalur Gaza oleh Israel. Namun hal ini ditampik dan diserang balik oleh Hamas dg menganggap pernyataan itu telah menyinggung rakyat Palestina.
Berbagai tanggapan internasional termasuk dari Indonesia dalam membela rakyat Palestina atas genosida yg dilakukan oleh Israel, ternyata tdk demikian dg rakyat Palestina sendiri yg tidak bisa bersatu dan bertikai trs karena ego perbedaan politiknya.
Kita boleh bersemangat membela dan bersimpati kpd Palestina. Kita boleh saja benci kekejaman Israel atas genosida yg dilakukan kpd rakyat Palestina di jalur Gaza, dan berharap semua ini segera berhenti, tetapi kita jg boleh berharap agar semua faksi di Palestina berdamai dan berhenti berkonflik, utk berdiplomasi dan berdamai dg Israel.
Sebagai bangsa yg cinta damai, kita berharap perdamaian segera terwujud dan perang Palestina- Israel segera usai dan mereka hidup berdampingan secara damai, sebagai dua negara yg berdaulat.
Bukankah semua manusia itu bersaudara?, termasuk juga Palestina dan Israel.
Seperti kata Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama : "Maybe we have different clothes,our skin is of a different color, or we speak different languages that is in on the surface. But we are the same human beings. That is what binds us to each other that is what makes it possible for us to understand each other and to develop friendship and closeness."
Juga katanya :" Compassion can heal not only inner anger, but the worlds violence."
Naah....bagaimana kawan, bukankah berdamai itu sebuah keniscayaan ?
Surabaya, 24 Juli 2024
Philosophia- Suyitno (jalantolwisata.blogspot.com)
Disclamer : Tulisan diatas berasal dari pemikiran & pendapat pribadi, berdasarkan pengalaman, riset pribadi dari berbagai sumber, dan tidak mewakili kepentingan organisasi manapun. Perbedaan pendapat,kekeliruan/kesalahan data, gambar dan ketidaksetujuan materi tulisan dilakukan dg hak jawab.
Gambar : Bendera Israel dan Palestina
Konflik internal penguasaan wilayah Pelestina antara Hamas dg Fatah, sbg kelanjutan gerakan Intifada 2 dan mencuat stlh hasil pemilu Palestina th 2006, krn Presiden Mahmoud Abbas & Fatah menolak mengakui kemenangan Hamas dan mulai menguasai secara de facto thd wilayah Jalur Gaza di tahun 2007. Hal ini berakibat Hamas mengusir Pemerintahan Palestina/ Fatah untuk keluar dari Jalur Gaza, perundingan diantara mereka tidak pernah berhasil mendekatkan perbedaan yg sangat mendasar, khususnya sikap & pengakuan thd Israel.
Saat ini Pemerintahan Otoritas Pelestina dan Fatah memperoleh dukungan politik dan bantuan keuangan internasional di Tepi Barat, sedangkan Hamas yg menguasai Jalur Gaza diasingkan bahkan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh banyak negara- negara barat. Rekonsiliasi antara Hamas yg menguasai Gaza dan pemerintah Otoritas Palestina yg dipimpin Fatah dlm membentuk pemerintahan Nasional Palestina th 2014 & 2017 telah beberapa kali gagal akibat perbedaan sikap kedua faksi ini.
Konflik kedua faksi besar Palestina, Hamas dengan Fatah semakin bertambah besar apalagi setelah Hamas menyerang Israel pd Oktober 2023 lalu, yg menyebabkan Israel melakukan pembalasan dan pengeboman tanpa henti thd Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Dan Presiden Mahmoud Abbas mengatakan bhw Hamas ikut bertanggung jawab terhadap Genosida di Jalur Gaza oleh Israel. Namun hal ini ditampik dan diserang balik oleh Hamas dg menganggap pernyataan itu telah menyinggung rakyat Palestina.
Berbagai tanggapan internasional termasuk dari Indonesia dalam membela rakyat Palestina atas genosida yg dilakukan oleh Israel, ternyata tdk demikian dg rakyat Palestina sendiri yg tidak bisa bersatu dan bertikai trs karena ego perbedaan politiknya.
Kita boleh bersemangat membela dan bersimpati kpd Palestina. Kita boleh saja benci kekejaman Israel atas genosida yg dilakukan kpd rakyat Palestina di jalur Gaza, dan berharap semua ini segera berhenti, tetapi kita jg boleh berharap agar semua faksi di Palestina berdamai dan berhenti berkonflik, utk berdiplomasi dan berdamai dg Israel.
Sebagai bangsa yg cinta damai, kita berharap perdamaian segera terwujud dan perang Palestina- Israel segera usai dan mereka hidup berdampingan secara damai, sebagai dua negara yg berdaulat.
Bukankah semua manusia itu bersaudara?, termasuk juga Palestina dan Israel.
Seperti kata Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama : "Maybe we have different clothes,our skin is of a different color, or we speak different languages that is in on the surface. But we are the same human beings. That is what binds us to each other that is what makes it possible for us to understand each other and to develop friendship and closeness."
Juga katanya :" Compassion can heal not only inner anger, but the worlds violence."
Naah....bagaimana kawan, bukankah berdamai itu sebuah keniscayaan ?
Surabaya, 24 Juli 2024
Philosophia- Suyitno (jalantolwisata.blogspot.com)
Disclamer : Tulisan diatas berasal dari pemikiran & pendapat pribadi, berdasarkan pengalaman, riset pribadi dari berbagai sumber, dan tidak mewakili kepentingan organisasi manapun. Perbedaan pendapat,kekeliruan/kesalahan data, gambar dan ketidaksetujuan materi tulisan dilakukan dg hak jawab.
Komentar
Posting Komentar