WISATA OBSERVATORIUM BOSCHA & TIMAU
WISATA OBSERVATORIUM BOSCHA & TIMAU
Melalui Jalan tol mana,Japek,Purbaleunyi atau Cipali?
Gambar : Penulis mengunjungi Observatorium Boscha, Lembang
Hari Raya Idul Fitri identik dg pulang kampung bagi yang di kota dan tentu sekalian liburan, nah pd Lebaran 2024 kali ini ada beberapa tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Bagi kawan yang suka wisata astronomi ada 2 lokasi observatorium yang dapat dijadikan tujuan, pertama Observatorium Boscha di Lembang, Bandung dan kedua Observatorium Nasional Timau di Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kedua Observatorium ini memiliki sejarah berbeda dilihat waktu historisnya, kapasitas atau kemampuannya dalam melakukan observasi atau penelitian terhadap berbagai obyek astronomi di alam semesta yang sangat besar dan tidak berujungnya ini.
Melihat alam semesta dan berbagai benda langit seperti, planet, supernova, nebula,meteor,komet bahkan galaksi tentu merupakan hobi yang bermanfaat, juga menelusuri jejak sejarah yang pernah dimulai oleh Galileo Galilei tahun 1610, yang dg teleskop buatan sendiri mencoba melihat benda angkasa. Sekaligus melanjutkan ide ahli Astronomi Lyman Spitzer yang mengusulkan peluncuran teleskop di ruang angkasa yang akhirnya melahirkan teleskop Hubble oleh Badan Antariksa Amerika ( NASA) yg diluncurkan dg pesawat ulang alik Discovery tahun 1990.
Pertanyaanya bagi penghobby wisata astronomi adalah bagaimana menuju kedua Observatorium ini?
Naah, kawan ada yg berminat? Pengunjung dari Jakarta bisa mengendarai kendaraan melewati Jalan tol Jakarta-Cikampek atau Jalan Layang MBZ diatasnya lanjut sampai di Jalan tol Cipali yang akan menampilkan berbagai destinasi wisata di Jawa Barat yang sangat beragam. Dari arah Jakarta, ada 2 alternatif yaitu
• Jalan tol Purbaleunyi , saat sampai di Jalan tol Japek Km 68, ambil arah dan berbelok kiri melewati Jalan tol Purbaleunyi yang landskapnya bagus, berkelok, naik turun dg pemandangan perbukitan yang cukup hijau diselingi beberapa bangunan diatasnya, sebelum mampir di kota Bandung dan akhirnya menuju Lembang lokasi Observatorium Boscha.
• Jalan tol Cipali, setelah melewati Gerbang tol Cikampek Utama, lanjut lurus menuju Jalan tol Cipali. Sebuah jalan tol sepaniang 115 Km, bagian dari jalan tol trans Jawa menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sesampai di interchange Subang di Km 110 silahkan keluar gerbang tol dan memasuki Kota Subang dan melanjutkan melalui Ciater menuju Lembang.
OBSERVATORIUM BOSCHA DI BANDUNG
Dari beberapa kali kunjungan penulis sendiri, riset pribadi dan berbagai sumber yang ada, Observatorium Boscha merupakan Observatorium telah berdiri atau diresmikan penggunaannya pada Januari 1923, yang dibangun oleh Karel Albert Rudolf Boscha dan seorang Astronom bernama Joan George Erardus Gijsbertus. Observatorium Boscha saat ini berada dibawah pengelolaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, ITB, walau sebelumnya pernah menjadi bagian FIPIA Universitas Indonesia. Sebelum dibangunnya Observatorium Timau di Kupang, Observatorium Boscha merupakan Observatorium Astronomi terbesar di Indonesia.
Observatorium Boscha, sejak tahun 2004 oleh pemerintah Indonesia telah dijadikan Cagar budaya Nasional dan juga sebagai Obyek Vital Nasional tahun 2008. Observatorium Boscha memiliki visi dan misi dalam memajukan ilmu astronomi dan astrofisika dalam dunia pendidikan di Indonesia. Observatorium Boscha disamping memiliki fungsi penelitian dan pendidikan bagi mahasiswa,peneliti dari berbagai dunia, juga bisa dikunjungi umum atau wisatawan pada hari kerja.bagi peminat dan bisa memasuki Observatorium Boscha akan mendapatkan wawasan dan kesan yang sangat mendalam tentang alam semesta.
OBSERVATORIUM TIMAU DI KUPANG.
Untuk kali ini, yuuk kita naik pesawat menuju Kupang,NTT tentu setelah melewati jalan tol menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta atau Juanda, Surabaya. Walau penulis sudah pernah ke Nusa Tenggara Timur di Labuan Bajo dan Kota Ende, namun Penulis belum pernah sampai ke Kupang khususnya ke Gunung Timau, lokasi Observatorium Nasional Timau, Kupang. Dipilihnya Gunung Timau, dg ketinggian 1.300 meter ( mdpl) di Kupang, NTT tentu dg pertimbangan teknis bahwa lokasi tersebut masih berhutan asli,polusi kecil dan memiliki waktu langit yang paling cerah terbanyak sepanjang tahun dibandingkan lokasi lain di Indonesia. Dari berbagai sumber, termasuk laman BRIN, Observatorium Nasional Timau yg terletak di Desa Bitobe,Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, merupakan Observatorium terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara ini, dilengkapi dg teleskop Optik 3,8 meter, berbentuk parabola dg diameter 20 meter,dg desain yang unik dan berbobot setara 20 ton, dilengkapi teleskop survei berdiameter 50 cm dan teleskop matahari diameter 30 cm.
Informasinya Teleskop optik ini lebih besar dari teleskop milik Thailand yang berukuran 2,4 meter walau tidak sebesar Observatorium Greennwich Inggris, Paranal di Chile, Mauna Kea Hawai Amerika, Sutherland Afrika Selatan dan Very Large Array ( VLA) Amerika dan tentu tdk secanggih teleskop ruang angkasa Hubble atau teleskop James Webb yang ditempatkan di ruang angkasa. Observatorium Timau ini dibangun pemerintah bekerja sama dg Universitas Kyoto, Jepang dan tentu memiliki kelebihan dibandingkan dg Boscha yg sdh ada sejak 1923, karena dapat mengamati berbagai benda langit yang terlihat lebih redup.
Observatorium Timau rencananya juga akan dijadikan Taman langit gelap ( dark sky park) dan sebagai obrek wisata astronomi yang dapat dikunjungi masyarakat. Untuk menuju Observatorium Timau,yg memiliki kawasan seluas 40 hektar, secara keseluruhan dapat ditempuh 6 jam atau 120 Km dari Kota Kupang, selanjutnya melewati jalan aspal mulus selebar 6 meter, sepanjang 40 km dari Bokong ke Lelogama ditempuh dalam waktu 2 jam dg melewati jalan berliku sebelum ketemu pos satu dari arah Kupang atau pos 2 dari arah timur (Amfoang)
Nah kawan menarik bukan? Yuk mulai berwisata menjelajah kedua lokasi Observatorium ini sambil mendapatkan pengetahuan &wawasan keilmuan.
Melalui Jalan tol mana,Japek,Purbaleunyi atau Cipali?
Hari Raya Idul Fitri identik dg pulang kampung bagi yang di kota dan tentu sekalian liburan, nah pd Lebaran 2024 kali ini ada beberapa tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Bagi kawan yang suka wisata astronomi ada 2 lokasi observatorium yang dapat dijadikan tujuan, pertama Observatorium Boscha di Lembang, Bandung dan kedua Observatorium Nasional Timau di Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kedua Observatorium ini memiliki sejarah berbeda dilihat waktu historisnya, kapasitas atau kemampuannya dalam melakukan observasi atau penelitian terhadap berbagai obyek astronomi di alam semesta yang sangat besar dan tidak berujungnya ini.
Melihat alam semesta dan berbagai benda langit seperti, planet, supernova, nebula,meteor,komet bahkan galaksi tentu merupakan hobi yang bermanfaat, juga menelusuri jejak sejarah yang pernah dimulai oleh Galileo Galilei tahun 1610, yang dg teleskop buatan sendiri mencoba melihat benda angkasa. Sekaligus melanjutkan ide ahli Astronomi Lyman Spitzer yang mengusulkan peluncuran teleskop di ruang angkasa yang akhirnya melahirkan teleskop Hubble oleh Badan Antariksa Amerika ( NASA) yg diluncurkan dg pesawat ulang alik Discovery tahun 1990.
Pertanyaanya bagi penghobby wisata astronomi adalah bagaimana menuju kedua Observatorium ini?
Naah, kawan ada yg berminat? Pengunjung dari Jakarta bisa mengendarai kendaraan melewati Jalan tol Jakarta-Cikampek atau Jalan Layang MBZ diatasnya lanjut sampai di Jalan tol Cipali yang akan menampilkan berbagai destinasi wisata di Jawa Barat yang sangat beragam. Dari arah Jakarta, ada 2 alternatif yaitu
• Jalan tol Purbaleunyi , saat sampai di Jalan tol Japek Km 68, ambil arah dan berbelok kiri melewati Jalan tol Purbaleunyi yang landskapnya bagus, berkelok, naik turun dg pemandangan perbukitan yang cukup hijau diselingi beberapa bangunan diatasnya, sebelum mampir di kota Bandung dan akhirnya menuju Lembang lokasi Observatorium Boscha.
• Jalan tol Cipali, setelah melewati Gerbang tol Cikampek Utama, lanjut lurus menuju Jalan tol Cipali. Sebuah jalan tol sepaniang 115 Km, bagian dari jalan tol trans Jawa menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sesampai di interchange Subang di Km 110 silahkan keluar gerbang tol dan memasuki Kota Subang dan melanjutkan melalui Ciater menuju Lembang.
OBSERVATORIUM BOSCHA DI BANDUNG
Dari beberapa kali kunjungan penulis sendiri, riset pribadi dan berbagai sumber yang ada, Observatorium Boscha merupakan Observatorium telah berdiri atau diresmikan penggunaannya pada Januari 1923, yang dibangun oleh Karel Albert Rudolf Boscha dan seorang Astronom bernama Joan George Erardus Gijsbertus. Observatorium Boscha saat ini berada dibawah pengelolaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, ITB, walau sebelumnya pernah menjadi bagian FIPIA Universitas Indonesia. Sebelum dibangunnya Observatorium Timau di Kupang, Observatorium Boscha merupakan Observatorium Astronomi terbesar di Indonesia.
Observatorium Boscha, sejak tahun 2004 oleh pemerintah Indonesia telah dijadikan Cagar budaya Nasional dan juga sebagai Obyek Vital Nasional tahun 2008. Observatorium Boscha memiliki visi dan misi dalam memajukan ilmu astronomi dan astrofisika dalam dunia pendidikan di Indonesia. Observatorium Boscha disamping memiliki fungsi penelitian dan pendidikan bagi mahasiswa,peneliti dari berbagai dunia, juga bisa dikunjungi umum atau wisatawan pada hari kerja.bagi peminat dan bisa memasuki Observatorium Boscha akan mendapatkan wawasan dan kesan yang sangat mendalam tentang alam semesta.
OBSERVATORIUM TIMAU DI KUPANG.
Untuk kali ini, yuuk kita naik pesawat menuju Kupang,NTT tentu setelah melewati jalan tol menuju Bandara Soekarno Hatta, Jakarta atau Juanda, Surabaya. Walau penulis sudah pernah ke Nusa Tenggara Timur di Labuan Bajo dan Kota Ende, namun Penulis belum pernah sampai ke Kupang khususnya ke Gunung Timau, lokasi Observatorium Nasional Timau, Kupang. Dipilihnya Gunung Timau, dg ketinggian 1.300 meter ( mdpl) di Kupang, NTT tentu dg pertimbangan teknis bahwa lokasi tersebut masih berhutan asli,polusi kecil dan memiliki waktu langit yang paling cerah terbanyak sepanjang tahun dibandingkan lokasi lain di Indonesia. Dari berbagai sumber, termasuk laman BRIN, Observatorium Nasional Timau yg terletak di Desa Bitobe,Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, merupakan Observatorium terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara ini, dilengkapi dg teleskop Optik 3,8 meter, berbentuk parabola dg diameter 20 meter,dg desain yang unik dan berbobot setara 20 ton, dilengkapi teleskop survei berdiameter 50 cm dan teleskop matahari diameter 30 cm.
Informasinya Teleskop optik ini lebih besar dari teleskop milik Thailand yang berukuran 2,4 meter walau tidak sebesar Observatorium Greennwich Inggris, Paranal di Chile, Mauna Kea Hawai Amerika, Sutherland Afrika Selatan dan Very Large Array ( VLA) Amerika dan tentu tdk secanggih teleskop ruang angkasa Hubble atau teleskop James Webb yang ditempatkan di ruang angkasa. Observatorium Timau ini dibangun pemerintah bekerja sama dg Universitas Kyoto, Jepang dan tentu memiliki kelebihan dibandingkan dg Boscha yg sdh ada sejak 1923, karena dapat mengamati berbagai benda langit yang terlihat lebih redup.
Observatorium Timau rencananya juga akan dijadikan Taman langit gelap ( dark sky park) dan sebagai obrek wisata astronomi yang dapat dikunjungi masyarakat. Untuk menuju Observatorium Timau,yg memiliki kawasan seluas 40 hektar, secara keseluruhan dapat ditempuh 6 jam atau 120 Km dari Kota Kupang, selanjutnya melewati jalan aspal mulus selebar 6 meter, sepanjang 40 km dari Bokong ke Lelogama ditempuh dalam waktu 2 jam dg melewati jalan berliku sebelum ketemu pos satu dari arah Kupang atau pos 2 dari arah timur (Amfoang)
Nah kawan menarik bukan? Yuk mulai berwisata menjelajah kedua lokasi Observatorium ini sambil mendapatkan pengetahuan &wawasan keilmuan.
Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi.
Philosophia- Suyitno (jalantolwisata.blogspot.com)
Surabaya, 7 April 2024
Disclamer : Tulisan diatas adalah uraian yang berasal dari pemikiran dan pendapat pribadi, berdasarkan pengalaman, riset pribadi dari berbagai sumber dan tidak mewakili kepentingan organisasi manapun. Perbedaan pendapat,kekeliruan/kesalahan data dan ketidaksetujuan materi tulisan dilakukan dg hak jawab.
Philosophia- Suyitno (jalantolwisata.blogspot.com)
Surabaya, 7 April 2024
Disclamer : Tulisan diatas adalah uraian yang berasal dari pemikiran dan pendapat pribadi, berdasarkan pengalaman, riset pribadi dari berbagai sumber dan tidak mewakili kepentingan organisasi manapun. Perbedaan pendapat,kekeliruan/kesalahan data dan ketidaksetujuan materi tulisan dilakukan dg hak jawab.
Komentar
Posting Komentar